Kemenag dan Pemprov Sultra Matangkan Persiapan STQH Nasional 2025 di Kendari

Kementerian Agama (Kemenag) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terus mematangkan persiapan pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional Tahun 2025.

Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa STQH tidak sekadar menjadi wadah syiar dan dakwah Islam, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah, mendorong rekonsiliasi sosial, serta penggerak perekonomian daerah.

“STQH dan MTQ adalah instrumen kebijakan negara. Tidak hanya untuk syiar, tetapi juga sebagai wasilah ukhuwah. Kita berharap STQH menjadi instrumen rekonsiliasi sosial nasional, menghadirkan semangat persatuan dari nilai-nilai Qur’an,” ujar Zayadi dalam Rapat Koordinasi Persiapan STQH Nasional 2025 di Kendari, Selasa (9/9/2025).

Sebanyak 1.027 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia telah ditetapkan sebagai kafilah STQH Nasional. Penetapan ini dilakukan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri guna memastikan peserta benar-benar mewakili daerah asal masing-masing.

Dari segi teknis, Kemenag bersama Pemprov Sultra menyiapkan layanan kesehatan dan fasilitas pendukung secara menyeluruh. Enam rumah sakit rujukan 24 jam, tenaga medis, serta ambulans akan disiagakan di lokasi acara. Dukungan tambahan juga datang dari 10 apotek. Selain itu, aspek keamanan, kesiapan pemadam kebakaran, bangunan penunjang, dan jaringan internet dipastikan dalam kondisi optimal.

“Kita ingin memastikan seluruh infrastruktur pendukung berjalan maksimal sehingga STQH berlangsung sukses dan lancar,” tegas Zayadi.

Ia juga menekankan bahwa penyelenggaraan STQH Nasional 2025 diproyeksikan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara. Kehadiran ribuan peserta, panitia, dan tamu diyakini mampu menggerakkan sektor perhotelan, restoran, transportasi, serta meningkatkan penjualan produk lokal.

“Setiap peristiwa keagamaan seperti STQH selalu berdampak positif pada ekonomi daerah, terutama untuk produk-produk lokal. Ini kesempatan terbaik untuk melakukan ekspos hasil pembangunan sekaligus menggerakkan pariwisata dan perdagangan,” jelasnya.

Pemilihan Kendari sebagai tuan rumah bukan hanya karena letaknya yang strategis di kawasan timur Indonesia, tetapi juga sebagai simbol harapan rekonsiliasi sosial. Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat, STQH 2025 diharapkan menjadi perhelatan keagamaan yang memberikan dampak luas: memperkuat keimanan, mempererat persatuan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.

Sumber : Artikel UIN Datokarama Palu